Martin Wan, pakar pemasaran regional di Huawei CNBG, mengatakan kepresidenan G20 Indonesia bisa menjadi panggung untuk mengembangkan jaringan 5G yang berlaku di banyak bidang.
“G20 berpotensi menjadi peluang untuk mengembangkan berbagai proyek yang didukung 5G, seperti proyek kota pintar, layanan publik, dan keamanan,” kata Wang dalam konferensi media online, Jumat.
Selain itu, menurut Wang, 5G tidak diragukan lagi akan menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih cepat, lebih mendalam, dan lebih kaya.
"Tetapi di luar konsumen, 5G akan memungkinkan bisnis memenuhi kebutuhan orang-orang di seluruh dunia," katanya.
Satu berlanjut hari ini. Perawatan kesehatan cerdas, industri cerdas, pertanian cerdas, logistik cerdas, media cerdas, keamanan cerdas, pendidikan cerdas, dan mobil self-driving mobil pintar hanyalah beberapa dari industri yang berubah dan mengemudi. Melampaui batas kecerdasan sebelumnya.
“Di Indonesia, ini tidak diragukan lagi akan membantu mempromosikan negara ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital terkemuka di dunia,” kata Wang.
Ketika ditanya apakah Indonesia siap mengadopsi 5G, Wang mengatakan Indonesia memiliki potensi terbesar untuk menggunakan 5G di Asia Tenggara. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
“Pertama masalah alokasi frekuensi. Kunci adopsi jaringan baru adalah frekuensi. Kedua alokasi jaringan mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Tapi itu semua pasti kita hadapi. Bisa,” ujarnya.
Spektrum baru ini (jaringan 5G multilayer dengan pita frekuensi rendah, sedang dan tinggi) akan mampu memberikan pengalaman kelas gigabit berkecepatan tinggi secara nasional.
Hingga saat ini, jaringan 5G Huawei telah mendukung ratusan ribu pelanggan dan lebih dari 3.000 proyek komersial di seluruh dunia. “Huawei tidak hanya membantu operator mengantisipasi kemampuan jaringan, tetapi juga unggul dalam bisnis, inovasi, dan keberlanjutan,” kata Wan.